Tahapanini dilakukan oleh aktor dan sutradara untuk bisa mengetahui pendalaman karakter bagi aktor. Sutradara juga bisa untuk memberikan arahan untuk aktor dengan sesuai karakter yang mereka perankan. Proses reading ini juga bisa untuk memahami dan mendalami peran aktor sebagai apa yang mereka inginkan atau perankan. Fitting Setelahmengetahui langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam strategi marketing, maka langkah selanjutnya adalah melakukan tahapan eksekusi. Untuk mempermudah Anda dalam menerapkan strategi pemasaran ini, berikut 8 contoh strategi pemasaran yang bisa Anda coba: 1. Affiliate Program terjawabBerikut adalah tahapan untuk pasca produksi digital kecuali? b.background c.coloring d.story board Iklan Jawaban 3.5 /5 26 christianijelita Jawaban: b.background Penjelasan: maaf kalau salah hmmm Sedang mencari solusi jawaban TI beserta langkah-langkahnya? Pilih kelas untuk menemukan buku sekolah Kelas 5 Kelas 6 Kelas 7 Fast Money. Mempelajari Galur Praproduksi Produk Multimedia SMK Inferior 12 Yuk, simak artikel ini kerjakan mengetahui alur alias proses praproduksi sreg produk multimedia! Anak Kelas 12 SMK Jurusan Multimedia wajib baca, nih! — Di situasi epidemi sekarang ini, sebagian besar aktivitas dilakukan di intern apartemen. Galibnya nih, untuk menghibur rasa bosan, kita suka mencari hiburan, mulai dari main sosmed, nge-game, baca buku atau komik, hingga nonton komidi gambar. Padalah, kalo kamu, lebih doyan mengamalkan segala nih, pas lagi bosan di kondominium aja? Ternyata, game, ki akal, komik, dan film yakni contoh berbunga produk multimedia, lho. Bahkan, konten-konten yang ada di sosial ki alat pun, baik itu bagan maupun video, lagi termasuk produk multimedia. Hmm, kamu tau nggak nih, barang apa yang dimaksud dengan multimedia? Pengertian Multimedia Multimedia adalah perantaraan dua unsur atau lebih ki alat, sama dengan teks, tulang beragangan, grafik, animasi, audio, atau video menunggangi alat bantu tools serta aliansi link, sehingga menghasilkan output tertentu, bisa berupa informasi menganjur maupun kejadian lainnya. Nah, jadi, selain andai hiburan, multimedia pun boleh digunakan lakukan memasrahkan informasi kepada penggunanya, ya. Penggunaan multimedia ternyata lebih efektif loh kerumahtanggaan menyampaikan suatu butir-butir. Alasannya karena multimedia dapat merangsang beberapa hangit sosok, sebagaimana penglihatan, pendengaran, hingga penciuman. N domestik alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga jenjang, ialah proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke internal Standar Operasional Prosedur SOP. Ambillah, SOP sendiri yakni prosedur atau tahapan pencahanan yang harus dilakukan sesuai dengan standar nan sudah ditentukan. Di artikel mana tahu ini, kita akan membahas tentang alur praproduksi pada produk multimedia apalagi dahulu, ya. Jadi, stay tuned aja di ruangbaca untuk update-an materi lebih lanjut. Mengenal Alur Praproduksi Oke, sebelumnya, ada yang telah tau, apa itu praproduksi? Praproduksi ataupun sering disebut pula pre production merupakan tahap awal bermula proses produksi. Di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala apa macam kejadian yang akan diperlukan bakal proses produksi. Makara, kalo diibaratkan nih, misalnya ia kepingin memantek sesuatu, maka tahap kamu membeli incaran-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua nan dimaksud dengan tahap praproduksi. Kenapa harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi punya peran terdahulu terhadap keberuntungan maupun kederasan proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu nan lumayan hierarki, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% berbunga kegiatan produksi barang multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi, lho. Tahapan Silsilah Praproduksi pada Produk Multimedia Cukuplah, proses praproduksi ini terbagi menjadi sembilan tataran. Waduh, banyak banget, ya! Kita akan menggosipkan suatu masing-masing suatu setiap tahapannya secara rinci, nih. So, baca terus hingga habis, ya. 1. Menentukan Ide dan Konsep Tahapan nan pertama yakni menentukan ide dan konsep. Ide ialah gagasan awal nan nantinya akan direalisasikan ke produk yang mau diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana aja, bisa berpokok imajinasi, hobi, pengalaman, kiat, sinema, atau lingkungan sekitar. Terbit ide ini, kita akan tau, komoditas sebagaimana apa sih yang ingin kita produksi. Nah, sehabis menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, sama dengan segala bentuk dan kecenderungan pengemasan produk yang ingin kita bagi, kelihatannya aja alamat penontonnya, dan pesan apa nan ingin disampaikan. Baca sekali lagi Mempelajari Unsur dan Cara Dasar Desain Grafis Misalnya nih, kamu punya ide ingin menciptakan menjadikan video mukbang makan-makan. Nah, sira harus tentukan dulu konsep videonya mau sebagai halnya apa. Apakah mukbang biasa di apartemen, mukbang ke kancah bersantap, atau berbarengan ngevlog nih, misalnya jalan-jalan ke food festival. Pastinya, bermula ketiga pilihan konsep tersebut, akan menghasilkan video yang berbeda, dari segi penjepretan, background musik, seragam, dan lain sebagainya. Tentunya, ide dan konsep yang menjujut akan menghasilkan produk nan menggandeng pula, ya. 2. Membentuk Tulisan tangan Lebih lanjut, ada tahap pembuatan skenario. Tahap ini juga nggak kalah penting loh berpunca tahap sebelumnya. Pada pembuatan video alias film, naskah boleh dijadikan pola dalam proses produksi. Minus adanya skrip, dapat-bisa, kisah yang ingin disampaikan nggak dapat tersusun dengan baik, nih. Naskah ialah lembaga tertulis dari gagasan atau ide yang mencantol pemberkasan antara suara dan kerangka, sebagai pedoman privat pembuatan sinema, sinetron alias acara televisi. Bilang pakar sinematografi mengatakan bahwa tulisan tangan itu adalah jiwa dan bakat dari sebuah produk video. Wah, jadi apa ya kira-kira keefektifan naskah itu? Nah, kamu harus tau juga, skrip ditulis secara lambat-laun, dimulai mulai sejak menentukan ide cerita. Hayo, masih sadar nggak, ide bisa diperoleh dari mana aja? Pasca- menentukan ide, maka terlazim dilakukan riset. Studi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tersapu cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melintasi internet, kancing, wawancara, atau datang ke lokasi sekalian yang nantinya akan digunakan sebagai latar kancah cerita. Setelah itu, langkah selanjutnya ialah membuat rangkuman cerita sinopsis. Sinopsis berisi garis samudra jalan cerita, membentangi prolog karakter para induk bala, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian penyakit. Sudahlah, sesudah memaklumi gambaran cerita secara garis samudra, cerita menginjak disusun berdasarkan urutan adegannya scene. Tahap ini disebut dengan pembuatan outline . Terlampau, berbunga outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment , ialah jabaran tentang segala urutan peristiwa secara rinci, start dari kemunculan gambar, hingga berakhirnya cerita. Treatment umumnya digunakan momen membuat naskah sinema. Nah, setelah treatment tersusun dengan baik, maka langkah anak bungsu yakni membuat naskah. Skrip sendiri terbagi menjadi dua variasi nih, yaitu naskah 1 kolom wide margin dan naskah 2 kolom. Kalo berikut ini, yakni komplet skenario 2 rubrik. 3. Takhlik Tim Produksi Tahap yang ketiga adalah membentuk tim produksi. Seorang content creator mungkin aja bisa menciptakan menjadikan karya seorang diri, tanpa sambung tangan tim. Tapi, hal itu karuan membutuhkan musim dan usaha nan luar legal, ya. Nah, dalam skala produksi komoditas multimedia yang bertambah besar, seperti pembuatan film alias video klip, kita tentu membutuhkan sebuah cak regu produksi. Mustahil dong jika semua kegiatan produksi tergarap oleh satu orang aja. Iya, nggak? Biasanya, cak regu maupun kru produksi terbagi menjadi dua kerumunan, yakni tim produktif dan tim teknis. Hmm, bedanya segala, ya? Oke, kaprikornus, cak regu kreatif adalah tim yang bertanggung jawab lakukan menghasilkan ide-ide menghela yang boleh menawan hati pemakai ataupun pemirsa. Provisional itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi. Cukuplah, saban tim terbagi lagi nih peran-perannya. Barang apa aja ya kira-asa? Yuk, perhatikan kerangka berikut ini! 4. Takhlik Panduan Bagan Tahap berikutnya yaitu membuat panduan lembaga. Harapan panduan gambar itu gimana, sih? Nah, gampangnya, panduan rang bisa diartikan sebagai gambar-rangka yang dijadikan bacaan atau contoh bikin memvisualisasikan suatu babak. Misalnya nih, dalam sebuah kisahan, terwalak babak dengan latar “kantin sekolah saat jam istirahat”. Maka, panduan gambarnya bisa berupa kantin sekolah yang ramai dikunjungi pesuluh. Ada banyak siswa yang sedang makan, ngobrol, atau mengantri kas dapur. Kebayang, ya? Nah, dalam proses praproduksi, panduan gambar kebanyakan riil storyboard. Storyboard seorang merupakan sketsa bentuk yang disusun secara kronologis sesuai tulisan tangan cerita. Dengan storyboard, perekam kisahan dapat membuat seseorang mengibaratkan alur cerita melalui tulangtulangan-gambar nan disajikan, sehingga boleh menghasilkan cerapan yang sama mengenai ide kisahan yang cak hendak disampaikan penulis. Storyboard pintar informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berilmu akan halnya uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa konkret cerita, dialog, irama ilustrasi, maupun sound effect. Sedangkan pada bagian video weduk mengenai paparan adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Dapat pula diperjelas dengan menambahkan pemberitaan faktual pustaka bersumber adegan yang cak hendak diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle nan digunakan. Oh iya, selain storyboard, ada juga media tak yang dapat digunakan sebagai panduan gambar, loh. Anda bisa menggunakan floor plan. Floor plan ini bentuknya seperti denah yang melukiskan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan pun terdapat varietas-jenis shot dan angle yang akan digunakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan photo board tiang foto. Rencana photo board kurang lebih proporsional sebagaimana storyboard. Bedanya, kalo photo board lain berwujud ilustrasi gambar, melainkan foto. Nah, kamu bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan episode dalam cerita. 5. Takhlik Jadwal Produksi Selanjutnya, kita ikut ke tahap pembuatan jadwal produksi working schedule. Working schedule merupakan jadwal tahapan kerja secara keseluruhan, berangkat berpangkal tahap praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Terimalah, working schedule ini lazimnya dibuat oleh seorang produser, berisi tugas-tugas nan harus tergarap maka dari itu tim produksi dan incaran tahun yang harus dipenuhi. Kamu harus tau, working schedule penting sekali buat dibuat. Kenapa begitu? Alasannya karena working schedule bisa digunakan umpama pesiaran perkembangan, sehingga hasil kerja setiap tim produksi dapat terpantau. Hal ini, tentu bertujuan agar kegiatan produksi dapat melanglang sesuai waktunya, alias nggak molor. Jadi, bisa menghindari terjadinya pemborosan biaya. 6. Menentukan Peralatan Produksi Setelah itu, kita akan menentukan alat apa aja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, momen proses syuting nanti, ada bilang peralatan yang belum cak semau. Maupun bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya nggak bersisa dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu aja. Kalo sudah begitu, proses produksi kaprikornus akan terhambat dan biaya produksi sekali lagi nggak dapat dikeluarkan secara optimal, deh. Sudahlah, berikut ini terletak beberapa perlengkapan yang lumrah digunakan internal proses produksi audio video. 7. Mengejar Pemain dan Lokasi Selain menentukan perangkat produksi, kita juga terlazim mencari pemain sandiwara dan lokasi untuk keperluan syuting kemudian hari, nih. Kamu pasti pernah mendengar istilah casting, kan? Casting adalah proses penyaringan pemain alias aktor untuk memerankan sebuah khuluk pada cerita. Sudahlah, di tahap sebelumnya kan kita sudah takhlik skrip, tuh. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa aja sih nan dibutuhkan. Dalam produksi komidi gambar, sebelum berbuat casting, sutradara dan penulis tulisan tangan biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 ukuran tokoh. Jadi, saban tokoh berguna dalam cerita akan dibedah breakdown 3 ukuran tokohnya. Tujuannya, mudah-mudahan si tokoh alias pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan. Nah, 3 matra biang kerok ini membentangi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Proses casting kebanyakan dilakukan melalui dua pendirian, merupakan screen test atau audisi terbuka open casting. Lega screen test , biasanya sutradara telah memiliki rukyat, siapa aja turunan yang sekata kerjakan memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang makhluk yang dianggap sekata tersebut untuk mengerjakan uji kecocokan, dengan menyerahkan skenario dan mempersunting orang tersebut untuk memerankan suatu atau dua adegan. Sementara itu, pada open casting , cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbabang. Bintang sartan, mungkin aja dapat menirukan audisi tersebut. Ambillah, informasi open casting ini lazimnya akan disebarkan melalui sosial wahana. Sepadan halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan menerimakan naskah pada peserta dan memintanya kerjakan memerankan beberapa putaran. Hayo, mungkin yang pernah coba ikut open casting? Baca juga Cara Kerja DHCP Peladen & Client Dalam proses casting, akan dilakukan perekaman. Dari hasil rekaman tersebut, nantinya akan dipilih, siapa aja yang paling kecil cocok untuk menjadi pemain. Oh iya, takdirnya proses seleksi pemain disebut dengan casting, maka proses pencarian lokasi bisa kita tutur dengan istilah hunting location. Hunting location ini berujud kerjakan mencari lokasi syuting yang pas dan dapat menginterpretasikan kebutuhan set intern skenario. Eits! Mencari lokasi syuting nggak bisa dilakukan sembarangan, ya. Sira perlu mencerca beberapa hal, di antaranya bak berikut Nah, selepas lokasi sudah fix nih, maka skuat produksi akan mengunjungi lokasi tersebut. Proses ini disebut dengan reece , merupakan proses mengunjungi lokasi yang sudah siap secara look, mood, dan administrasi. Sreg proses ini, kita nggak cuma tatap-lihat aja, tapi kembali menentukan hal-situasi teknis di lapangan, seperti menentukan blocking dan penempatan penggalan, menentukan teknis kamera dan lighting, menuding adanya gangguan suara minor, serta menentukan layout set dan hoki. Jangan lupa lagi cak bagi cekut sejumlah foto dan video detik proses hunting location dan reece, ya. Kamu juga terbiasa membuayai keadaan lokasi sesuai musim pada adegan. Misalnya nih, ada adegan yang berlangsung sreg lilin lebah waktu, maka kamu harus melihat lokasi di lilin batik tahun juga, buat mendapat gambaran situasi sebenarnya. 8. Merinci Antisipasi Biaya Produksi Oke, kita timbrung ke tahap selanjutnya ya, adalah merinci anggaran biaya produksi breakdown budget. Breakdown budget adalah rincian keseluruhan dana yang digunakan untuk proses produksi. Per kementerian pada tim produksi akan membuat tulangtulangan anggaran biaya, mulai berbunga proses praproduksi setakat pascaproduksi. Kemudian, bagan prediksi biaya tersebut akan disusun menjadi breakdown budget oleh produser. Oh iya, engkau nggak perlu risau nih takdirnya breakdown budget yang sudah kamu susun, nggak sesuai dengan kondisi di tanah lapang jemah. Puas dasarnya, breakdown budget hanyalah sebuah rekaan. Artinya, bisa aja, di kejadian cak benar, akan terjadi pembesaran biaya produksi. Nah, takdirnya mengalami kondisi seperti itu, kamu bisa berdebat dengan tim bagi mendapatkan jalan keluar nan terbaik. 9. Melakukan Reading dan Rehearsal Hasilnya, sebatas juga plong tahap bungsu kerumahtanggaan proses praproduksi produk multimedia nih, yaitu mengerjakan reading dan rehearsal. Pasca- naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya bikin melakukan reading , yaitu proses brifing para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-begitu juga mendaras skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing maka dari itu sutradara. Reading penting sekali dilakukan maka dari itu para pemeran seharusnya dapat mendalami karakter yang dimainkan. Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya ialah cak bimbingan rehearsal. Latihan ini, dilakukan baik dalam rancangan pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan tustel. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat mengerjakan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan rayapan kamera. Tapi, nggak semua adegan akan dilatih internal rehearsal, ya. Hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau bagian yang melibatkan banyak dialog aja. Oke, selesai sudah lalu materi kita kali ini. Waduh, banyak lagi ya yang dibahas. Nah, supaya kamu nggak lupa dengan alur maupun proses praproduksi nan sudah dijelaskan di atas tadi, di bawah ini ada rangkumannya, nih. — Engkau kembali bisa mempelajari materi ini dengan lebih n domestik pula di keseleo satu produk ruangguru yang bernama ruangbelajar, ya. Tentunya, dipandu dengan Master Teacher yang membuat beliau serta merta paham terhadap materi. So, akhirulkalam, terus atma belajar dan HidupkanMimpimu! Artikel ini telah diperbarui puas 22 Juli 2021. Hani Ammariah Anaknya seneng ngitung, tapi nggak prediksi. Adv amat pernah kuliah di Institut Perladangan Bogor jurusan Matematika. Sekarang jadi ahli nulis Content Writer di Ruangguru. Tahapan Pasca produksi Halo semuanya balik lagi nih sama mimin, sebelumnya kita sudah membahas 2 tahapan pada pembuatan sebuah video. Hayo siapa disini yang belum baca pembahasan kita sebelumnya? Sana gih baca dulu hehe! Nah jadi guys kita sudah mencapai tahap akhir nih pada pembuatan sebuah video yaitu tahap Pasca Produksi’ ditahap ini sebenarnya tidak banyak yang perlu dilakukan guys hanya saja memerlukan ketelitian dan kesabaran dalam pengerjaan nya. Kalian sudah tau kan proses apa? Hahaha, yap benar sekali tahap terakhir pada sebuah pembuatan video adalah Editting’ ditahap ini lah semua yang telah di kerjakanpada tahap shooting sebelumnya di eksekusi oleh seorang editor guys. BACA JUGA TAHAPAN PROSES PRODUKSI Proses Editting’ sendiri merupakan tahap yang cukup rumit lho guys. Seorang editor harus mampu mengedit semua bahan dasar yang telah diambil pada proses shooting tadi menjadi satu kesatuan yang bisa dinimati oleh banyak orang. Mulai dari penggabungan gambar, penggabungan audio, sampai pada tahap Grading guy. Tahap grading sendiri merupakan tahap yang sangat krusial karena sangat menentukan Rasa’ dari video tersebut. Dan tentunya seorang editor harus tetap pada Gagasan dan Narasi pada tahap Pra Produksi’ dan tidak boleh melenceng dari jalur karena bisa berakibat fatal pada hasil akhir video tersebut nantinya. Nah Berikut Tahapan Pasca produksi Versi Jepret Production. Jika Kalian Suka dengan Artikel ini Silahkan Like, Coment & Share Article ini. Salam Jepret Prodution. Lugu Kurniawan / About Author CLEAR THINKING, MADE VISUAL. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui alur atau proses praproduksi pada produk multimedia! Anak Kelas 12 SMK Jurusan Multimedia wajib baca, nih! — Di situasi pandemi sekarang ini, sebagian besar aktivitas dilakukan di dalam rumah. Biasanya nih, untuk menghilangkan rasa bosan, kita suka mencari hiburan, mulai dari main sosmed, nge-game, baca buku atau komik, hingga nonton film. Nah, kalo kamu, lebih suka melakukan apa nih, pas lagi bosan di rumah aja? Ternyata, game, buku, komik, dan film merupakan contoh dari produk multimedia, lho. Bahkan, konten-konten yang ada di sosial media pun, baik itu gambar maupun video, juga termasuk produk multimedia. Hmm, kamu tau nggak nih, apa yang dimaksud dengan multimedia? Pengertian Multimedia Multimedia adalah gabungan dua unsur atau lebih media, seperti teks, gambar, grafik, animasi, audio, atau video menggunakan alat bantu tools serta koneksi link, sehingga menghasilkan output tertentu, bisa berupa informasi menarik atau hal lainnya. Nah, jadi, selain sebagai hiburan, multimedia juga bisa digunakan untuk memberikan informasi kepada penggunanya, ya. Penggunaan multimedia ternyata lebih efektif loh dalam menyampaikan suatu informasi. Alasannya karena multimedia dapat merangsang beberapa indra manusia, seperti penglihatan, pendengaran, sampai penciuman. Dalam alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke dalam Standar Operasional Prosedur SOP. Nah, SOP sendiri merupakan prosedur atau tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang alur praproduksi pada produk multimedia terlebih dahulu, ya. Jadi, stay tuned aja di ruangbaca untuk update-an materi selanjutnya. Mengenal Alur Praproduksi Oke, sebelumnya, ada yang sudah tau, apa itu praproduksi? Praproduksi atau sering disebut juga pre production merupakan tahap awal dari proses produksi. Di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala macam hal yang akan diperlukan untuk proses produksi. Jadi, kalo diibaratkan nih, misalnya kamu ingin memasak sesuatu, maka tahap kamu membeli bahan-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua yang dimaksud dengan tahap praproduksi. Kenapa harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi memiliki peran penting terhadap kesuksesan atau kelancaran proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu yang lumayan panjang, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% dari kegiatan produksi produk multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi, lho. Tahapan Alur Praproduksi pada Produk Multimedia Nah, proses praproduksi ini terbagi menjadi sembilan tahapan. Waduh, banyak banget, ya! Kita akan membahas satu per satu setiap tahapannya secara rinci, nih. So, baca terus sampai habis, ya. 1. Menentukan Ide dan Konsep Tahapan yang pertama adalah menentukan ide dan konsep. Ide merupakan gagasan awal yang nantinya akan direalisasikan ke produk yang ingin diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana aja, bisa dari imajinasi, hobi, pengalaman, buku, film, atau lingkungan sekitar. Dari ide ini, kita akan tau, produk seperti apa sih yang ingin kita produksi. Nah, setelah menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, seperti apa bentuk dan gaya pengemasan produk yang ingin kita buat, siapa aja target penontonnya, dan pesan apa yang ingin disampaikan. Baca Juga Mempelajari Unsur dan Prinsip Dasar Desain Grafis Misalnya nih, kamu punya ide ingin membuat video mukbang makan-makan. Nah, kamu harus tentukan dulu konsep videonya mau seperti apa. Apakah mukbang biasa di rumah, mukbang ke tempat makan, atau sambil ngevlog nih, misalnya jalan-jalan ke food festival. Pastinya, dari ketiga pilihan konsep tersebut, akan menghasilkan video yang berbeda, dari segi pengambilan gambar, background musik, kostum, dan lain sebagainya. Tentunya, ide dan konsep yang menarik akan menghasilkan produk yang menarik juga, ya. 2. Membuat Naskah Selanjutnya, ada tahap pembuatan naskah. Tahap ini juga nggak kalah penting loh dari tahap sebelumnya. Pada pembuatan video atau film, naskah bisa dijadikan acuan dalam proses produksi. Tanpa adanya naskah, bisa-bisa, cerita yang ingin disampaikan nggak bisa tersusun dengan baik, nih. Naskah adalah bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara suara dan gambar, sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi mengatakan bahwa naskah itu adalah jiwa dan darah dari sebuah produk video. Wah, jadi apa ya kira-kira fungsi naskah itu? Nah, kamu harus tau juga, naskah ditulis secara bertahap, dimulai dari menentukan ide cerita. Hayo, masih ingat nggak, ide bisa diperoleh dari mana aja? Setelah menentukan ide, maka perlu dilakukan riset. Riset ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melalui internet, buku, wawancara, atau datang ke lokasi langsung yang nantinya akan digunakan sebagai latar tempat cerita. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat ringkasan cerita sinopsis. Sinopsis berisi garis besar jalan cerita, meliputi pengenalan karakter para tokoh, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian masalah. Nah, setelah mengetahui gambaran cerita secara garis besar, cerita mulai disusun berdasarkan urutan adegannya scene. Tahap ini disebut dengan pembuatan outline. Lalu, dari outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment, yaitu uraian mengenai segala urutan kejadian secara rinci, mulai dari kemunculan gambar, sampai berakhirnya cerita. Treatment biasanya digunakan saat membuat naskah film. Nah, setelah treatment tersusun dengan baik, maka langkah terakhir adalah membuat naskah. Naskah sendiri terbagi menjadi dua jenis nih, yaitu naskah 1 kolom wide margin dan naskah 2 kolom. Kalo berikut ini, merupakan contoh naskah 2 kolom. 3. Membentuk Tim Produksi Tahap yang ketiga adalah membentuk tim produksi. Seorang content creator mungkin aja bisa membuat karya seorang diri, tanpa bantuan tim. Tapi, hal itu tentu membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa, ya. Nah, dalam skala produksi produk multimedia yang lebih besar, seperti pembuatan film atau video klip, kita pasti membutuhkan sebuah tim produksi. Mustahil dong jika semua kegiatan produksi dikerjakan oleh satu orang aja. Iya, nggak? Biasanya, tim atau kru produksi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tim kreatif dan tim teknis. Hmm, bedanya apa, ya? Oke, jadi, tim kreatif adalah tim yang bertanggung jawab untuk menghasilkan ide-ide menarik yang bisa memikat konsumen atau penonton. Sementara itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi. Nah, masing-masing tim terbagi lagi nih peran-perannya. Apa aja ya kira-kira? Yuk, perhatikan gambar berikut ini! 4. Membuat Panduan Gambar Tahap berikutnya adalah membuat panduan gambar. Maksud panduan gambar itu gimana, sih? Nah, gampangnya, panduan gambar bisa diartikan sebagai gambar-gambar yang dijadikan referensi atau contoh untuk memvisualisasikan suatu adegan. Misalnya nih, dalam sebuah cerita, terdapat adegan dengan latar “kantin sekolah saat jam istirahat”. Maka, panduan gambarnya bisa berupa kantin sekolah yang ramai dikunjungi siswa. Ada banyak siswa yang sedang makan, ngobrol, atau mengantri makanan. Kebayang, ya? Nah, dalam proses praproduksi, panduan gambar biasanya berupa storyboard. Storyboard sendiri adalah sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai naskah cerita. Dengan storyboard, penulis cerita dapat membuat seseorang membayangkan alur cerita melalui gambar-gambar yang disajikan, sehingga dapat menghasilkan persepsi yang sama mengenai ide cerita yang ingin disampaikan penulis. Storyboard berisi informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berisi tentang uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa berupa narasi, dialog, musik ilustrasi, atau sound effect. Sedangkan pada bagian video berisi tentang gambaran adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Bisa juga diperjelas dengan menambahkan keterangan berupa teks dari adegan yang ingin diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle yang digunakan. Oh iya, selain storyboard, ada juga media lain yang dapat digunakan sebagai panduan gambar, loh. Kamu bisa menggunakan floor plan. Floor plan ini bentuknya seperti denah yang menggambarkan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan juga terdapat jenis-jenis shot dan angle yang akan digunakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan photo board papan foto. Bentuk photo board kurang lebih sama seperti storyboard. Bedanya, kalo photo board bukan berupa ilustrasi gambar, melainkan foto. Nah, kamu bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan adegan dalam cerita. 5. Membuat Jadwal Produksi Selanjutnya, kita masuk ke tahap pembuatan jadwal produksi working schedule. Working schedule merupakan jadwal tahapan kerja secara keseluruhan, mulai dari tahap praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Nah, working schedule ini biasanya dibuat oleh seorang produser, berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim produksi dan target waktu yang harus dipenuhi. Kamu harus tau, working schedule penting sekali untuk dibuat. Kenapa begitu? Alasannya karena working schedule bisa digunakan sebagai laporan perkembangan, sehingga hasil kerja setiap tim produksi dapat terpantau. Hal ini, tentu bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan sesuai waktunya, alias nggak molor. Jadi, dapat menghindari terjadinya pemborosan biaya. 6. Menentukan Peralatan Produksi Setelah itu, kita akan menentukan perlengkapan apa aja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, ketika proses syuting nanti, ada beberapa peralatan yang belum ada. Atau bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya nggak terlalu dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu aja. Kalo sudah begitu, proses produksi jadi akan terhambat dan biaya produksi juga nggak bisa dikeluarkan secara optimal, deh. Nah, berikut ini terdapat beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam proses produksi audio video. 7. Mencari Pemain dan Lokasi Selain menentukan perlengkapan produksi, kita juga perlu mencari pemain dan lokasi untuk keperluan syuting nanti, nih. Kamu pasti pernah mendengar istilah casting, kan? Casting adalah proses pemilihan pemain atau aktor untuk memerankan sebuah karakter pada cerita. Nah, di tahap sebelumnya kan kita sudah membuat naskah, tuh. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa aja sih yang dibutuhkan. Dalam produksi film, sebelum melakukan casting, sutradara dan penulis naskah biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 dimensi tokoh. Jadi, masing-masing tokoh penting dalam cerita akan dibedah breakdown 3 dimensi tokohnya. Tujuannya, agar si tokoh atau pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan. Nah, 3 dimensi tokoh ini meliputi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Proses casting biasanya dilakukan melalui dua cara, yaitu screen test atau audisi terbuka open casting. Pada screen test, biasanya sutradara sudah memiliki pandangan, siapa aja orang yang cocok untuk memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang orang yang dianggap cocok tersebut untuk melakukan uji kecocokan, dengan memberikan naskah dan meminta orang tersebut untuk memerankan satu atau dua adegan. Sementara itu, pada open casting, cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbuka. Jadi, siapa aja bisa mengikuti audisi tersebut. Nah, informasi open casting ini biasanya akan disebarkan melalui sosial media. Sama halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan memberikan naskah pada peserta dan memintanya untuk memerankan beberapa adegan. Hayo, siapa yang pernah coba ikut open casting? Baca Juga Cara Kerja DHCP Server & Client Dalam proses casting, akan dilakukan perekaman. Dari hasil rekaman tersebut, nantinya akan dipilih, siapa aja yang paling cocok untuk menjadi pemain. Oh iya, jika proses pemilihan pemain disebut dengan casting, maka proses pencarian lokasi bisa kita sebut dengan istilah hunting location. Hunting location ini bertujuan untuk mencari lokasi syuting yang pas dan dapat menginterpretasikan kebutuhan set dalam naskah. Eits! Mencari lokasi syuting nggak bisa dilakukan sembarangan, ya. Kamu perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut Nah, setelah lokasi sudah fix nih, maka tim produksi akan mengunjungi lokasi tersebut. Proses ini disebut dengan reece, yaitu proses mengunjungi lokasi yang sudah siap secara look, mood, dan administrasi. Pada proses ini, kita nggak cuma lihat-lihat aja, tapi juga menentukan hal-hal teknis di lapangan, seperti menentukan blocking dan penempatan adegan, menentukan teknis kamera dan lighting, memperhatikan adanya gangguan suara, serta menentukan layout set dan properti. Jangan lupa juga untuk mengambil beberapa foto dan video saat proses hunting location dan reece, ya. Kamu juga perlu mengecek keadaan lokasi sesuai waktu pada adegan. Misalnya nih, ada adegan yang berlangsung pada malam hari, maka kamu harus melihat lokasi di malam hari juga, untuk mendapat gambaran keadaan sebenarnya. 8. Merinci Anggaran Biaya Produksi Oke, kita masuk ke tahap selanjutnya ya, yaitu merinci anggaran biaya produksi breakdown budget. Breakdown budget adalah rincian keseluruhan dana yang digunakan untuk proses produksi. Masing-masing departemen pada tim produksi akan membuat rencana anggaran biaya, mulai dari proses praproduksi sampai pascaproduksi. Kemudian, rencana anggaran biaya tersebut akan disusun menjadi breakdown budget oleh produser. Oh iya, kamu nggak perlu khawatir nih jika breakdown budget yang sudah kamu susun, nggak sesuai dengan kondisi di lapangan nanti. Pada dasarnya, breakdown budget hanyalah sebuah perkiraan. Artinya, bisa aja, di situasi real, akan terjadi pembengkakan biaya produksi. Nah, jika mengalami kondisi seperti itu, kamu bisa berdiskusi dengan tim untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik. 9. Melakukan Reading dan Rehearsal Akhirnya, sampai juga pada tahap terakhir dalam proses praproduksi produk multimedia nih, yaitu melakukan reading dan rehearsal. Setelah naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya untuk melakukan reading, yaitu proses pengarahan para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-sama dengan membaca skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing oleh sutradara. Reading penting sekali dilakukan oleh para pemeran agar dapat mendalami karakter yang dimainkan. Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya adalah latihan rehearsal. Latihan ini, dilakukan baik dalam bentuk pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan kamera. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat melakukan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan pergerakan kamera. Tapi, nggak semua adegan akan dilatih dalam rehearsal, ya. Hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau adegan yang melibatkan banyak dialog aja. Oke, selesai sudah materi kita kali ini. Wah, banyak juga ya yang dibahas. Nah, supaya kamu nggak lupa dengan alur atau proses praproduksi yang sudah dijelaskan di atas tadi, di bawah ini ada rangkumannya, nih. Kamu juga bisa mempelajari materi ini dengan lebih dalam lagi di salah satu produk ruangguru yang bernama ruangbelajar, ya. Tentunya, dipandu dengan Master Teacher yang membuat kamu langsung paham terhadap materi. So, akhir kata, terus semangat belajar dan HidupkanMimpimu! Artikel ini telah diperbarui pada 3 Agustus 2022.

berikut adalah tahapan untuk pasca produksi digital kecuali