a Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS. b. NIP : 19550606 198103 1 008 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Komplek BTN – C5 Sebagai contoh, masyarakat sering hanya menanam tanaman yang dianggap unggul dan menghilangkan tanaman yang dianggap kurang unggul. Ada pula beberapa tumbuhan yang dianggap masyarakat
Terdapatbeberapa contoh padi hibrida, di antaranya: Intani 1, Intani 2, Bernas Prima, Segara Anak, Adirasa 1, Adirasa 64, H1, Sembada B3, B5, B8 dan B9, Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, SL 8, SI 11, dan lain sebagainya. Varietas Unggul. Varietas padi unggul adalah varietas padi yang merupakan
PolaDistribusi. Pola distribusi produk di desa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tipe dan intensitas kebutuhan, hari pasaran, kwantitas produk dan keberhasilan panen. Bagi Desa Girisekar sarana jalan dan transportasi tidak menjadi masalah yang berarti dan terlalu berpengaruh terhadap distribusi barang.
Fast Money. Back164Size KiBEkstensi File jpgPanjang 1125 pxTinggi 1739 pxDetail Ir 64 Merupakan Contoh Bibit Unggul Koleksi No. 7. Silahkan zoom untuk melihat ukuran gambar yang lebih besar dengan mengeklik ke arah gambar. File gambar ini memiliki lisensi tergantung dari penguploadnya berikanlah atribut kepada si pengupload gambar atau ke website ini untuk Ir 64 Merupakan Contoh Bibit Unggul Koleksi No. 7 Download Gambar
Jakarta - Untuk mempertahankan kualitas varietas yang disukai petani, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional PATIR - BATAN melakukan teknik kombinasi persilangan dan iradiasi pada varietas IR-36, IR-64, dan IR-74 dengan varietas padi hasil mutasi radiasi yang telah dihasilkan BATAN sebelumnya, yaitu Atomita-1, Atomita-2, Atomita-3, Atomita-4, dan Cilosari. Selain itu, juga dilakukan teknik iradiasi terhadap varietas Cisantana, Diah Suci, Cimelati, dan varietas lokal Pandanwangi Cianjur dan Super Win Sulawesi Utara. Dari pemanfaatan teknik tersebut telah diperoleh galur-galur harapan baru yang mempunyai sifat unggul yang dikehendaki. Setelah melalui uji multilokasi untuk mengetahui tingkat keunggulannya, galur-galur harapan tersebut kemudian dilepas sebagai varietas unggul baru. BATAN hingga tahun 2013 telah melepas 20 varietas unggul padi untuk program peningkatan produktivitas pangan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian. Dari 20 varietas unggul tersebut, 19 varietas diantaranya untuk lahan sawah irigasi dengan nama Atomita-1 sampai Atomita-4, Cilosari, Woyla, Meraoke, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang, Mira-1, Bestari, Inpari Sidenuk, Inpari Mugibat, termasuk tiga varietas lokal yakni Pandanputri, Suluttan Unsrat 1, dan Suluttan Unsrat 2, serta satu varietas padi gogo dengan nama Situgintung. Padi varietas Mira-1 adalah hasil seleksi pedigree dari penyinaran benih varietas Cisantana dengan sinar Gamma 60Co dengan dosis 0,20 kGy, kegiatan laboratorium dilakukan di PATIR-BATAN di Pasar Jumat pada tahun 2000. Benih M1 ditanam di Pusakanagara Subang dan dipanen satu malai setiap tanaman. Semua tanaman M1 ditanam sebagai tanaman M2 masing-masing sebanyak 30 tanaman setiap malai. Seleksi pedigree terhadap tanaman M2 dilakukan dan diperoleh 15 galur yang mempunyai sifat agronomi berbeda dengan varietas Cisantana yaitu ujung gabah tidak berbulu. Setelah dilakukan pemurnian beberapa generasi dan pengujian terhadap hama wereng coklat serta penyakit hawar daun serta pengujian daya hasil diperoleh galur mutan 1688/PSJ yang mempunyai produksi tinggi, tahan hama wereng biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan agak tahan strain IV, berumur genjah dengan tekstur nasi pulen serta mutu dan kualitas beras bagus. Padi varietas Bestari berasal dari galur-galur mutan iradiasi padi varietas Cisantana dengan sinar gamma dosis 0,2 kGy. Seleksi galur mutan terbaik yang telah dilakukan terutama untuk meningkatkan hasil panen, baik secara kuantitas maupun kualitas dilihat dari kandungan amilosa serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Salah satu mutan yang paling unggul adalah mutan dengan nomor seleksi Obs-1692/PsJ, dimana produktivitasnya tinggi, berumur genjah, tekstur nasinya pulen, tahan hama wereng coklat biotipe 1 dan 2 serta agak tahan biotipe 3. Selain itu juga tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan agak tahan terhadap strain IV. Setelah dilakukan uji multilokasi pada 28 lokasi, mutan ini kemudian dilepas oleh Menteri Pertanian pada tanggal 28 Juli 2008 dan diberi nama Bestari dengan sertifikat No. 1012/Kpts/ Padi verietas Inpari Sidenuk berasal dari singkatan Inbrida Padi Irigasi Dedikasi Nuklir adalah benih padi yang saat ini menjadi pilihan petani. Petani lebih suka menyebutnya dengan Sidenok. Varietas itu dirilis Mei 2011 lalu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 2257/Kpts/ Benih ini sempat menyita perhatian para pengunjung Pameran Pembangunan Pertanian Nasional 2011 dalam Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan Penas KTNA XIII yang berlangsung di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur dikarenakan memiliki umur tanam yang cukup pendek yaitu 103 hari dan memiliki potensi hasil 9,1 ton gabah kering giling perhektarnya. Inpari Sidenuk adalah hasil dari iradiasi sinar Gamma 0,20 kGy pada benih Diah Suci yang merupakan hasil persilangan Cilosari dengan IR-74 yang kemudian dimutasikan dengan cara iradiasi. Memiliki cita rasa pulen, berumur genjah dan juga tahan akan serangan hama wereng coklat strain 1, 2 dan 3, tahan akan serangan penyakit bakteri hawar daun strain 3 dan agak tahan strain 4. Padi varietas Inpari Mugibat adalah singkatan dari Mutasi Unggul Iradiasi BATAN, adalah benih padi unggul teranyar yang dihasilkan oleh Pemulia BATAN, Prof. Dr. Mugiono. Varietas ini merupakan hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dilepas Balai Besar Padi Kementerian Pertanian pada tahun 2003. Inpari Mugibat juga punya rasa pulen, tahan wereng, dan penyakit hawar daun. BATAN saat ini terus melakukan upaya pengembangan varietas padi. Salah satu tujuannya adalah menciptakan padi unggul sehingga mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan. Iradiasi adalah salah satu cara menciptakan keanekaragaman yang teknologinya sudah siap. Selain itu, BATAN juga berupaya untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat bahwa nuklir tidak selalu berdampak buruk. Pengembangan varietas padi dengan teknik mutasi radiasi adalah salah satu contoh manfaat nuklir. adv/adv
– Varietas IR 64 pertama kali dilounching tahun 1986 oleh presiden Soeharto. Setelah peluncurannya, IR64 langsung menjadi idola di petani karena sifatnya yang adaptif dan mudah budidayanya oleh para petani. IR 64 di eranya juga termasuk jenis padi yang tahan terhadap virus kerdil rumput yang dibawa oleh WBC type 1 dan 2. Padi IR64 merupakan jenis varietas yang memiliki batang kurang lebih 85 cm. Padi varietas ini juga memiliki anakan produktif sebanyak 11 sampai 20 dengan nilai rata-rata adalah 14,83. Dengan bobot 1000 butir kurang lebih 27 g Puslittan 2013. Djunainah 1993 dalam buku Deskripsi Varietas Unggul Padi menyebut bahwa varietas IR64 sangat digemari oleh para petani dan konsumen karena rasa nasinya enak, umur genjah 110-125 hari dan potensi hasil yang tinggi yakni mencapai 5 ton/ha. Varietas IR64 merupakan salah satu varietas padi sawah yang hemat dalam mengkonsumsi air. Konsumsi air bervariasi dengan kisaran 1/tanaman. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan morfologi maupun karakter fisiologi antar genotipe. Menurut Supijatno 2012, varietas IR64 mengkonsumsi air sebesar l/tanaman dan konsumsi ini adalah yang terendah di antara varietas lain. Varietas IR64 adalah padi yang berasal dari IRRI International Rice Research Institute dan pertama kali diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1986 BBPTP 2008. Varietas IR64 dipilih sebagai tetua persilangan karena IR64 merupakan varietas padi unggul nasional, memiliki karakter -karakter yang banyak disukai petani. Namun padi ini memiliki kekurangan karena tidak dapat tumbuh dengan baik jika ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah yang mengandung konsentrasi logam Fe tinggi. Karakter tinggi tanaman antara 65-85 cm dengan umur berbunga 59-63 hari, anakan produktif 11-20 anakan, umur tanaman 81-98 hari, bobot 1000 biji padi mencapai 21 gram. Sementara jumlah gabah permalai sebesar 35-105. Namun seiringnya waktu karena IR64 terlalu sering ditanam dengan prosentase luasan tinggi maka muncul WBC biotype 3 maka patahlah kejayaan IR64. Varietas ini rentan terhadap virus tungro, WBC biotype 3 dan agak rentan terhadap kresek. Sekalipun demikian, jenis beras saat ini sesungguhnya juga berasal dari persilangan dengan IR64. Editor Romandhon
ir 64 merupakan contoh bibit unggul