Acaranyasudah dimulai pada barengan sama khitobah jurusan IPS Sabtu,30 Okt 2015 setelah jamaah sholat dzuhur yaitu ORASI visi dan misi masing-masing calon.Untuk calon ketua dipilih mewakili jurusannya masing-masing,semunya ada 8 termasuk wakilnya.Suara terbanyak diraih oleh pasangan No.Urut 4 yaitu Muhammad Afandi (IX IS 1)&Sifa Umi Kulsum(XI MAK) dengan total suara 331 disusul No.Urut 1 InnerBore System merupakan salah satu inovasi terbaik di dunia konstruksi. Inner Bore System merupakan teknologi yang bergerak di bidang jasa instalasi pondasi, khususnya instalasi tiang pancang pracetak beton (PC Spun Pile) yang ramah terhadap lingkungan. Selain itu, sistem ini membuat desain pondasi menjadi lebih yakin terhadap mutu dan daya 2 Medan pendidikan yang bersangkutan tidak diadakan pertama-tama dengan maksud menyelenggarakan pendidikan 3. Pendidikan tidak terprogramkan 4. Tidak ada waktu belajar yang tertentu 5. Metode mengajarnya tidak formal 6. Tidak ada evaluasi yang sistematis 7. Umumnya tidak diselenggarakan oleh pemerintah cash. Prepress atau pracetak merupakan tahap awal desain grafis dengan menggunakan perangkat komputer, dimulai dari input data sampai desain siap cetak untuk menghasilkan barang cetakan yang berkualitas. Dalam bisnis percetakan biasanya disiapkan oleh seorang Desainer Grafis alias Graphic Designer. Output desain grafis sangat berpengaruh pada proses cetak nantinya. Banyak desainer yang kurang memperhatikan pada proses ini. Teknologi software grafis yang populer seperti Photoshop, Freehand, Illustrator, CorelDraw, Indesign, dsb pada saat ini juga sudah canggih, sehingga desainer bisa lebih mudah untuk mengoptimalkan kualitas desain mereka. Jadi ada beberapa aturan yang harus diikuti oleh desainer grafis, sehingga desain yang dibuat akan dicetak dengan hasil yang konsisten hampir 100% sama persis dengan apa yang terlihat di monitor komputer. Banyak kendala yang perlu diantisipasi supaya hasil akhir suatu barang cetakan terlihat sempurna. Yang perlu diperhatikan sebelum mencetak adalah 1. Ukuran media/area cetak Tentukan seberapa besar area cetak atau ukuran kertas nya, termasuk area lebihanbleed dan kres potong nya. Untuk cetakan seperti brosur, undangan dan sejenisnya, sisi-sisinya akan dipotong dengan mesin potong kertas, jadi jangan lupa menambahkan luas area design beberapa milli lebih besar dari area cetak atau yang biasa disebut area bleed. 2. Warna Seorang desain grafis harusnya memahami apa itu warna dasar, perbedaan antara warna CMYK dan RGB. Karena sebagian besar printer atau mesin cetak menggunakan warna dasar CMYK dan beberapa ada tambahan warna khusus atau spot color. Jika desain Anda menggunakan format RGB, perbedaannya akan terlihat sangat jelas bila dicetak nantinya, karna dikonversi ke format CMYK. Warna pasti terlihat jadi lebih redup. Jadi untuk mendapatkan hasil cetak yang maksimal, selalu pakai format CMYK. Atau warna khusus spot color bila dibutuhkan, dan dicetak nya juga menggunakan tinta warna khusus. Kalau sudah terlanjur menggunakan RGB, maka rubahlah kedalam format warna CMYK. Dan yang perlu juga diketahui seorang desain grafis adalah masalah separasi warna. 3. Warna Hitam Sebaiknya tidak menggunakan warna selain hitam untuk mewarnai teks apalagi huruf kecil-kecil atau garis outline pada desain yang anda buat. Ini untuk mencegah teks/garis menjadi terlihat dobel/membayang karena registrasi yang kurang presisi. Bila ada teks yang perlu direvisi pada saat-saat terakhir sebelum dicetak, Anda hanya perlu mengganti selembar film/plat saja pada warna Black-nya, tidak perlu mengganti 3 lembar lainnya Cyan, Magenta dan Yellow. Dan yang perlu diperhatikan lagi, pastikan teks yang Anda inginkan berwarna hitam, harus benar-benar 100% hitam atau pure black. 4. Resolusi Jika desain Anda menggunakan gambar bitmap, pastikan resolusi gambar tersebut tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar pula. Semakin tinggi Resolusi, semakin tajam gambar yang dihasilkan. Minimal resolusinya 300 dpidots per inch untuk menghasilkan gambar yang tajam dan jelas. Gambar dengan resolusi rendah akan terlihat buram, tidak fokus dan cenderung bias. Tetapi, semakin tinggi resolusi juga mempengaruhi proses cetak yang tidak maksimal dan berlebihan sehingga memboroskan tinta. Pengolahan file akan jadi lebih berat. Dan jika mencetak menggunakan mesin digital printing, proses mencetaknya juga akan lebih lama. Karena kerja printer jadi lebih berat juga. Untuk cetak offset seperti brosur, iklan koran, majalah, dll, dpi-nya minimal 300 dpi. Sedangkan cetak digital untuk keperluan outdoor baliho, billboard, spanduk dll bisa menggunakan 32 dpi sampai 100 dpi tergantung ukuran medianya. Untuk backdrop yang biasa dilihat dalam jarak relatif dekat sebaiknya menggunakan resolusi tidak kurang dari 72 dpi. Jika desain Anda menggunakan desain vektor, abaikan step ini. 5. Font Selalu convert dulu semua teks pada desain anda, tujuannya adalah agar tidak terjadi perubahan font atau missing font ketika dibuka di komputer yang berbeda dikarenakan font tersebut tidak tersedia di komputer lain. Apalagi jika kita menggunkan font berbayar atau yang jarang di gunakan oleh sebagian orang. Atau setidaknya embed/copy kan font tersebut bersamaan dengan file desain Anda. Hal ini juga menghindarkan dari terjadinya kesalahan pada hasil cetak kita nantinya. 6. Trapping dan Overprinting Trapping adalah suatu istilah yang digunakan untuk menghindari atau meminimalisasi pergeserah warna cetak yang menumpuk miss register. Overprinting adalah suatu metode untuk menumpukkan warna pada sistem warna cetak. Trapping bisa juga didapat dengan menggunakan overprinting. Warna hitam biasanya secara default sudah di setting menjadi overprinting. Cetak dengan kuantitas sedikit mungkin tidak begitu masalah, tapi jika cetakan dalam jumlah ribuan atau bahkan jutaan, tentu resiko miss register sangat mungkin terjadi. 7. Proofing. Sebelum dicetak, kita harus melakukan proofing untuk mengetahui contoh hasil cetak nantinya. Bagian dari proofing adalah standar warna, bertujuan agar warna cetak memenuhi standar yang diharapkan, konsisten, dan dapat diukur, selaras antara warna monitor dan warna cetak. Itulah hal-hal yang wajib diperhatikan seorang desainer grafis pada tahap pracetak atau prepress agar memperoleh kualitas cetak yang maksimal. Ilustrasi Produk Grafika. Foto PixabayDi era digital saat ini, usaha produk grafika menjadi kebutuhan untuk menunjang penyampaian informasi. Sebuah data akan lebih menarik dan mudah diserap jika ditambah visual grafik yang ini dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan. Terlebih jika pelaku usaha memiliki kemampuan dan aspek penunjang dalam memproduksinya. Hal ini tentu bisa menjadi nilai apa yang dimaksud dengan produk grafika? Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam usaha produk grafika? Simak penjelasannya berikut GrafikaMenurut buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 2 oleh Hendriana Werdhaningsih, dkk., grafika atau graphics merupakan presentasi visual pada suatu permukaan. Penyajian visual tersebut ditujukan untuk memberikan sebuah informasi atau tujuan dalam Buku Siswa Prakarya dan Kewirausahaan SMA/MA Kelas 10, menyebutkan jika produk grafika saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sebut saja dalam iklan, poster, kemasan makanan, dan GrafikaGrafika telah ada sejak zaman dulu berupa lukisan prasejarah. Dalam lukisan tersebut kita dapat memperoleh berbagai informasi tentang aktivitas manusia di zaman itu. Lukisan prasejarah diproduksi sekitar tahun sebelum Werdhaningsih, dkk., perkembangan grafika tidak luput dari teknologi yang terus berkembang. Perkembangan teknologi secara tidak langsung mempermudah proses dan teknik produksi hingga kualitas produk yang Produk GrafikaSama halnya dengan proses produksi lain, sebuah produk grafika memerlukan tahap persiapan hingga tahap pascaproduksi. Tahap produksi produk grafika menurut Werdaningsih, dkk., adalah sebagai berikutTahap persiapan mencakup persiapan bahan, alat kerja, dan keselamatan kerja, serta tempat produksi mencakup pembuatan acuan cetakan dan pascaproduksi mencakup pemeriksaan kualitas Quality Control, pengemasan produk, perapian bahan, alat, dan tempat kerja, serta penjualan dan dalam Produk GrafikaDalam memproduksi produk grafika, terdapat aspek yang perlu dievaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas produk. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan oleh Hendriana Werdhaningsih, dkk., aspek yang perlu dievaluasi antara lainPotensi produk grafika sebagai potensi untuk berwirausaha di bidang penggunaan ragam teknik produksi produk grafika berdasarkan bahan yang dalam produksi produk produksi dan penentuan harga jual di pemasaran produk yang hal yang tidak dievaluasi dalam produk grafika adalah devisa. Hal ini karena devisa bukan bagian dari produksi. Devisa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang luar demikian devisa berkaitan dengan jumlah permintaan produk dalam skala yang luas, misalnya, pada kegiatan ekspor. Tahapan dalam perancangan produk grafika adalah tahap persiapan, tahap produksi dan tahap pascaproduksi. Pembahasan Grafika atau graphics merupakan presentasi visual pada suatu permukaan. Penyajian visual tersebut ditujukan untuk memberikan sebuah informasi atau tujuan estetis. Sama halnya dengan proses produksi lain, sebuah produk grafika memerlukan tahap persiapan hingga tahap pascaproduksi. Tahap produksi produk grafika adalah sebagai berikut 1. Tahap persiapan mencakup persiapan bahan, alat kerja, dan keselamatan kerja, serta tempat kerja. 2. Tahap produksi mencakup pembuatan acuan cetakan dan pencetakan. 3. Tahap pascaproduksi mencakup pemeriksaan kualitas Quality Control, pengemasan produk, perapian bahan, alat, dan tempat kerja, serta penjualan dan pemasaran. Jadi, tahapan dalam perancangan produk grafika adalah tahap persiapan, tahap produksi dan tahap pascaproduksi.

berikut yang merupakan kegiatan pracetak dalam proses kerja grafika adalah